Senin, 07 Mei 2012

Manusia dan Harapan

Tugas Ilmu Budaya Dasar
Nama           : Miftahul Hasanah
NPM           : 54411472
Kelas           : 1IA08

Setiap manusia pasti memiliki sebuah harapan yang pastinya harapan terbaik untuk dirinya. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Menurut saya pribadi, harapan adalah sebuah keinginan yang timbul dari dalam hati dan apabila itu dapat terwujud maka alangkah bahagianya hati kita. Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut tidaklah mudah, harus ada keyakinan dalam diri kita bahwa itu dapat terwujud. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah USAHA yang harus kita lakukan agar harapan kita dapat terwujud. Dan yang terakhir adalah berdoa pada Tuhan. Karena segala sesuatunya tanpa seizin Tuhan harapan itu tidak akan terwujud, bahkan usaha sekeras apa pun dan memiliki keyakinan sebesar apa pun juga akan percuma jika Tuhan tidak mengizinkannya.

 Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang dilangit. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu, keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada dasarnya, dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Penyebab Manusia Mempunyai Sebuah Harapan adalah dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
  • Dorongan kodrat
     Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
  •  Dorongan kebutuhan hidup
     Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik atau jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.

Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
1.  kelangsungan hidup (survival)
2.  keamanan ( safety )
3.  hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
4.  diakui lingkungan (status)
5.  perwujudan cita-cita (self actualization)

Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan pada diri sendiri
2. kepercayaan pada orang lain
3. kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan 

Source:
 http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-harapan
http://abra139210.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan/

Manusia dan Keadilan

Tugas Ilmu Budaya Dasar
Nama  :  Miftahul Hasanah
NPM   : 54411472
Kelas  : 1IA08

Keadilan berasal dari kata “adil” yang dapat diartikan sebagai suatu sikap manusia yang di landasi oleh kebenaran. Pada dasarnya keadilan merupakan suatu kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Intinya keadilan adalah meletakan segala sesuatunya pada tempatnya dan sesuai porsinya.
Didalam kehidupan, kita pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan kita yang melakukan perilaku ketidakadilan tersebut. Sebenarnya didalam diri manusia pasti mempunyai dorongan untuk berbuat adil, tapi untuk melakukannya memang tidaklah mudah. Dimana setiap kita melakukan tindakan ketidakadilan tersebut pastilah ada sebab-sebab atau permasalahan-permasalahan yang menyebabkan kita melakukan sikap tidak adil tersebut. Atau bahkan kita dapat melakukannya dengan keadaan tidak disengaja atau tidak sadar.

Berbagai macam Keadilan:
1.     Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Ketidak adilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak serasian.
2.     Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally).
3.     Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Kejujuran
Jujur adalah suatu sikap manusia yang mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran yang ada. Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.

Kecurangan
            Kecurangan atau curang adalah salah satu perbuatan manusia yang sangatlah tidak terpuji. Dan dapat diartikan sebagai apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang manusia melakukan tindakan curang:
A.      Faktor Ekonomi
B.      Faktor Kebudayaan
C.      Faktor Peradaban
D.      Faktor Teknik

Source: